Cerpen Indra Trannggono, Yogya 2012
“Menebang Pohon Silsilah” – Kompas 17 Februari 2013
Sinopsis
Seorang anak yang merasa jengkel kepada ang Ayah lantaran memiliki kekasih “seekor srigara”. Anak itu melawan dan tidak mau mengakui si wanita sebagai Ibu, begitu pula bayi yang dia kandung. Ingin rasanya si Anak memotong pohon silsilah. Menanam kembali pohon baru bersama kakak, adik, dan Ibu. Itu sebabnya dia terus melawan segala macam tindak tanduk sang Ayah yang tak lain adalah pejuang yang suka bertempur.
Garda, anak itu, pada akhirnya kalah dan terpaksa keluar dari rumah. Awalnya sang Ayah mendapatkan saran dari para ahli nujum untuk bisa menjadikan dia sebagai presiden dengan cara menemui srigala cantik yang akhirnya menjadikan dia “serigala” juga.
Di satu kesempatan, si anak muak melihat Ayah dan istri barunya beserta bayi yang baru dia lahirkan muncul di televisi Sampai-sampai dia ingin menghancurkan televisi itu. Dia pun melawan semua orang yang ada di sekitar Sang Ayah. Ada perasaan takut yang sempat singgah, tapi akhirnya Garda tetap melawan. Dia terkoyak-koyak. Begitu sadar, dia mendapati dirinya pun berubah menjadi serigala.
-----------
Cerpen ini menarik. Khas Indra Tranggono. Dari dulu aku selalu suka style tulisan Pak Indra. Yang dapat aku ambil dari cerita ini, siapa pun ketika dia berada di jalan salah kita harus memeranginya, cobalah dengan cara yang baik dulu, walau dia Bapak kita sendiri.
Ketika orang dihadapkan dengan kekuasaan, dia bisa kapan saja berubah bila memang iman tidak memadahi. Itu sebabnya kita wajib berpikir ulang dan memikirkan betul-betul akibat dari apa saja ulah yang kita perbuat, agar tak ada penyesalan.
Ketika kita ingin memerangi sesuatu, sudah menjadi rahasia umum, kita bisa menjadi seperti mereka yang kita perangi. Tapi kemudian bangun dan sadar. Basuh lumpur yang meleat pada kita, juga yang ada pada mereka. Semua yang kita lakukan tak lain adalah pilihan.
Apa yang kita pilih, kita yang tahu.
No comments:
Post a Comment