Panas siang itu membawaku pada tatapmu.
Kita bedua saling berdiri dan melempar luka.
Mengingatkan satu sama lain bahwa kita berdua kalah pun menang.
Sama berdarah di medan perang.
Kata demi kata yang pernah kaukerat, kauremuk, dan habis tiada sisakan remah, seolah kausuguhkan kembali seperti sampah.
Bertemu denganmu adalah petaka yang aku inginkan.
Kesakitan yang sudah ribuan hari aku siapkan.
Merakit segala bentuk emosi yang akan kuserahkan kembali padamu.
Dan kau, harus menerimanya.
Menjejalkan segala macam bentuk cerca dan benci, sumpah serapah yang pernah kaukirimkan kepadaku.
Aku ingin meminta kembali,
Deret waktuku yang kaurenggut, kaurampas paksa.
Detik ini, ketika matamu dan mataku terpaut oleh ketidakyakinan rasa, kukembalikan segala yang kautinggalkan padaku.
Habis tak kusisakan.
Dan kuambil semua milikku yang ada padamu.
Untuk kurombak ulang, menjadi mimpi baru,
Tanpa kamu.
No comments:
Post a Comment