Sudah tiga hari ini, Diandra begitu asyik menghabiskan waktu dengan buku. Aku sampai tak tega bahkan hanya sekadar mengetuk pintu kamarnya. Sudah berkali-kali aku menguntit, buku yang dibacanya sudah empat kali berganti. Di samping tempat tidurnya, tertumpuk beberapa jenis buku yang hendak dia lahap.
Dari mulai bacaan berat sampai novel remaja yang ringan, pun buku-buku agama. Dia hampir tak pernah keluar kamar. Lalu sekali ini aku lihat dia sedang asyik menikmati semangkuk kare di balkon. Kesempatan untuk aku sebatas menyapa. Meski sebuah buku masih dia sanding. Menggenggam erat sambil menggunakan jemarinya untuk membatas halaman.
"Diandra?"
Gadis itu menoleh menatapku sambil tersenyum. "Hai, Biru. Makan?"
Aku mengangguk. "Sudah," jawabku. "Belakangan ini kamu asyik sekali. Membaca buku?"
"Sudah separah itukah?"
Aku tersenyum lebar. "Enggak, aku kangen aja. Ngobrol sama kamu."
Diandra terdiam beberapa saat, kemudian menatapku sambil meletakkan buku yang dia pegang. Membiarkan halaman yang dibatasinya dengan jari tertutup. "Okay, sekarang waktunya aku membacamu."
Aku terkekeh. Menyimpan bahagiaku. Akhirnya, ada kesempatan di mana dia pun bisa melakukan apa yang selama ini aku lakukan terhadapnya.
^^
No comments:
Post a Comment