Showing posts with label Taman Nulis. Show all posts
Showing posts with label Taman Nulis. Show all posts

Wednesday, October 4, 2017

Nostalgia



Bukankah kita menjalani hari ini untuk bertemu hari esok? Bukankah kita menjalani hari esok untuk menjalani hari lusa? Bukankah lusa kita lewati untuk bisa bertemu dengan hari tulat? Pun seterusnya?
Entahlah! Sepertinya bukan hanya itu karena setiap rencana tercipta dan tak bisa terselesaikan dalam 24 jam saja.

Friday, May 26, 2017

Curhatan #Kelas Menulis (Biarkan Mereka Tetap Ada)




Biarkan Mereka Ada.

Ya, bener banget. Biarkan mereka semua ada sebagaimana harusnya mereka ada.

Haiiii 
Selamat bermalam Ramadhan. Semoga ibadah di bulan suci ini lebih lancar dan lebih dekat pula kepada Allah ya teman-teman. Mulai deh, atur rencana apa aja yang mau dicapai pada Ramadhan kali ini. Biar (siapa tahu) malah bisa diteruskan sampai Ramadhan selanjutnya dan selanjutnya. Amin ^^

Begini, aku ingin membagikan sesuatu yang menurutku perlu kalian tahu. Apa tuh? Itu tuh, soal mereka yang harus kita biarkan selamanya ada. 

Saturday, May 20, 2017

Kelas Menulis #7 (Menulis itu Serangkaian Kegiatan Membaca)



Haii haii haii
Selamat malam Mingguuuu ^0^

Kelas lagi yuuuukkk
Kali ini aku mau bahas soal menulis dan membaca? 
Siapa sih sebenarnya mereka? Kok aku bahas terus nggak ada habisnya. Berasa super model aja. Loh, lebih daripada itu! 

Yuk, kenalin sama dua hal paling asyik di dunia ini. haha :D

Menulis itu bukan hanya soal menggores tinta di atas kertas. Menulis itu bukan soal menuangkan kalimat demi kalimat, memolesnya jadi cantik kemudian melabeli tulisan itu ke dalam salah satu jenis karya sastra. Lebih daripada itu, menulis harus dilandasi dengan dasar kesadaran mengapa kita menulis.

Salah seorang dosen yang merangkap jadi teman ngobrol dan teman diskusi pernah bilang ini, menulis itu mengemban tugas kenabian. Karena kita sebagai penulis menyampaikan kalam yang kita dapat dari semesta ini. Maka memutuskan untuk menjadi penulis adalah keputusan yang besar tanggung jawabnya. Segala macam kebutuhan pembaca, imajinasi mereka, tindak laku mereka bisa mengikuti dari apa yang kita tulis?

Wednesday, May 17, 2017

Kelas Menulis #6 - Tips Menulis Cerita


Penguatan Tokoh

Haiiii
Selamat Malam. πŸ˜„
Sebenarnya, malam itu paling asyik buat menyulam harap, membungkus mimpi. Kalau mimpinya dengan mata terbuka dan dengan sedikit usaha, nggak lama lagi lah mimpi itu bisa nyata. 😊

Jadi, gimana ceritaku tadi? Semoga asyik yaa. Tunggu kelanjutannya besok pagi ya kawan kawan.😘

Kali ini aku mau bahas soal pengarakteran lagi.
Gimana sih cara biar karakter yang ada pada cerita kita kuat?
Begini.

Sunday, May 14, 2017

Kelas Menulis #5 - Tips Menulis Cerita (Edisi Tokoh d/a Penokohan)


Haiiiii πŸ˜„

Malam semua...

Semoga kita semua selalu baik-baik saja ya. Jadi bisa saling memberi manfaat. Udah berapa pekan ya aku belum nerusin Kelas Menulis? Berasa udah lama banget.

Di postingan ini aku mau nerusin ke pengarakteran.

Thursday, May 4, 2017

Kelas Menulis #4 - Tips Menulis Cerita

Edisi SPESIAL – Membangun Rasa Penulisan Novel d/a Novelet

               
Hai, sore semua. :D

Gimana nih, udah dicoba belum membangun rasa cerita? Kalau semua yang udah aku jabarin bisa dilakukan terus menerus, insya Allah berkhasiat untuk karya kalian. Hehehe

Tuesday, May 2, 2017

Kelas Menulis #3 - Tips Menulis Cerita


Membangun Rasa ke-3


Sore ^^
Kemarin dapat masukan, katanya terlalu panjang postingan kelas yang ke 2, okelah. Untuk postingan ini akan lebih aku padatin yah.

Sunday, April 30, 2017

Kelas Menulis #2 - Tips Menulis Cerita


Membangun Rasa ke-2


Selamat Siang Kawan ^^

Semoga panas kali ini tidak lantas membuat kita panas, dan hati kita tetap terselubung sejuk. Amin.

Niatnya mau istiqomah banget bikin atau bagi-bagi tips seputar tulisan. Mudah-mudahan selain bisa beneran istiqomah, tulisanku juga bisa bermanfaat buat kalian yah :D
Gimana yang kemarin? Udah dicoba kah?

Friday, April 28, 2017

Kelas Menulis #1 - Tips Menulis Cerita (Membangun Rasa)


Hai! ^^
                Selamat Sore.
                Maaf yang udah sering banget dibikin kangen sama postingan blog-ku ini. Hehe
Lagi mikir, ini Kingdom mau aku isi apa. Dan akhirnya, semua akan sampai pada waktu yang telah dipersiapkan dengan sendirinya. Maka ini yang ingin aku bagikan ke kalian. Barangkali bagi kalian yang suka banget nulis, atau pingin punya profesi sebagai penulis, atau sekadar suka baca-baca tulisan, aku pingin membagikan apa yang aku punya. Mungkin aku nggak pinter-pinter amat, tapi karena banyak permintaan dari beberapa teman dan peserta kelas nulis yang makin banyak, dan nggak bisa aku dampingin setiap saat (maafkan aku yang sok sibuk ini T.T) akhirnya aku memutuskan. Barangkali lewat blog-ku ini kita bisa “bersapa” tanpa tatap muka.
Okay, untuk Kelas Menulis #1 ini, aku ingin membagi tips tentang membangun Feel. Banyak yang bilang, (ya nggak banyak-banyak banget juga sih sebenernya, haha) kalau tulisanku itu bisa membuat pembaca melting. Artinya, aku sebagai si penulis cerita itu bisa mengomunikasikan rasa yang aku tanggung, dan menyalurkannya kepada pembaca. Seringkali di beberapa kesempatan bertatap muka, banyak yang bertanya “KOK BISA?”.
BISA! Serius. Bukan hanya aku, tapi kalian pun bisa. Bagaimana?
Begini.
Sebelum kita menulis, kita harus punya gambaran apa yang mau kita tulis. Baik itu lokasi, waktu, suasa, sampai yang paling penting, tokoh kita. Sebagai pencipta tokoh, kita dituntut untuk mengenal tokoh kita betul-betul. Mulai dari mata dia, warna rambut, jenis kulit, cara berjalan, cara bicara, logat, dll (ini akan kita kupas bareng-bareng di pertemuan selanjutnya).
                Kali ini, aku akan membagi tentang feel dalam setting atau tempat.
                Untuk bisa mengomunikasikan tempat yang akan kita tulis kepada pembaca, kita harus tahu betul lokasi itu seakan-akan kita pun berada di sana. Misal, pantai dan laut.
                Nah, bayangkan diri kita sedang berdiri menantang ombak tanpa alas kaki. Menikmati sengat matahari yang terik atau redup sesuai dengan waktu yang kalian inginkan untuk gambarkan. Rasakan betul laut itu. Pantai itu. Anginnya, suara riuhnya, mungkin ada suara kepak layar kapal lewat, atau riuh ombak yang terbelah, yang menghantam karang, kicau burung, pohon kelapa di beberapa spot tertentu, ada kepiting, kerang, batu-batuan. Bayangkan pantai  yang seperti apa. Biru kak? Cokelat? Bening? Pasirnya pun bayangkan. Ketika kita berada di pantai pasir putih, sudah pasti air lebih jernih ketimbang pantai pasir hitam. Nah kenali betul, bagaimana lengketnya kulit kita karena unsur garam yang seberapa tinggi. Juga kenali lukisan maha karya berupa langit yang serupa kanvas. Bayangkan segala macam komponen yang ada di sana, yang membuat kita betah berlama-lama, membuat kita melankolis. Bayangkan, rasakan, tuliskan.
                Sebagai contoh, aku akan membubuhkan satu tulisan singkat soal laut lengkap dengan sedikit karakter tokoh. Coba dicermati dan dirasakan bersama.

---------------------

Laut itu kayak dokter jebolan universitas terbaik yang langsung dipimpin oleh Dia yang terindah. Dunia ini seimbang. Segala sesuatu sudah diukur dengan kapasitas paling pas. Aku sebagai satu dari ribuan mikro yang ada di dunia ini, cukup mengimani apa yang tergelar sebagai bentuk yakin pada yang tak terlihat.

Maka di sini lah aku, berdiri seorang diri dengan kaki telanjang. Sengaja betul merasakan sapuan buih dan lengket pasir yang tertinggal pada sela-sela jari kakiku. Bukan berarti aku laki-laki menye atau kalah tempur. Jelas tidak! Justru tujuanku ke mari adalah untuk mengisi amunisi agar aku siap bertempur lagi, dan lagi!

Ya! Bagiku semua yang ada pada laut dan pantai adalah peluru senapan paling jitu. Di sini sayap Tuhan serasa dekat, mendekap erat. Angin, kicau burung, gesekan jlarak, debur ombak, bau asin dan amis yang tidak terlalu kental, awan yang seakan berarak-arak, senja yang ranum, juga waktu yang sengaja membuat segala kenangan membeku.

Aku suka berlama-lama memejamkan mata menantang senja. Aku suka cakrawala yang seakan benar-benar adalah batas antara hidup dan mati. Maka bersama segala macam kekuatan yang ada pada mereka, aku ingin pulang, menuntaskan segala cerca yang kucecap. Tak perlu kalian tahu apa masalahku. Aku hanya butuh di sini sebentar saja, sebelum benar-benar bisa selesaikan semua.

-----------------

                Nah dari contoh di atas, barangkali kita, aku dan kalian bisa sama-sama punya kesimpulan dan cara masing-masing untuk menciptakan sebuah rasa untuk cerita kita. Mau itu cerpen, novel, novelet, puisi, roman bahkan, feel itu butuh pakek banget ada, agar pembaca kita bisa memahami apa yang ingin kita sampaikan dan ikut merasakan apa yang kita rasakan ketika kita menggauli ide itu, yang entah berapa lama mengendap pada kita. Jadi, cerita kita hidup dan bisa membuat pembaca ikut mengimajinasikan apa yang kita tuliskan.
                Begitu ya kawan, berkenaan dengan cara mengolah rasa. Semoga bermanfaat betul postinganku kali ini. Selamat mencoba dan semangat berkarya! :D
Salam.


Monday, May 19, 2014

MEMBACA ???

Oh My God! Mungkin kata itu yang paling tepat untuk mengawali entriku kali ini. Why? Karena begitu aku masuk ke Blog-ku rumah-rumah spiderman menggantung di mana-mana saking lamanya aku nggak berkunjung (berasa ninggal lama rumah aja ^^).

Aku nggak tahu se-sedikit apa pembaca Blog-ku. Tapi aku ingin tetap nulis seakan yang baca blog ini bajibun. Biar aku selalu semangat pasang entri minimal satu minggu sekali. Karena disiplin itu emang seharusnya HARUS ya -.-

Baiklah, kita buka blog ini dengan bacaan basmalah bersama-sama, hehehe :D
Jadi begini kawan, aku mendadak ingin membuat diri sendiri dan banyak orang yakin kalau membaca itu emang kebutuhan.


Dari kecil, bapak selalu menyuruhku untuk rutin membaca. Minimal satu jam lah sehari. Dia rajin banget ngasih aku buku-buku yang menurut dia wajib aku baca. Bahkan aku masih ingat, buku pertama yang bapak kasih ke aku adalah buku biografi singkat Mahatma Gandhi, kemudian disusul dengan biografi Issac Newton yang jauh lebih tebal dari buku pertama. Itu kalau tidak salah saat aku duduk di bangku ketiga Sekolah Dasar. Kurang lebih satu atau dua tahun, rasanya aku masih biasa saja. yang penting buku itu selesai aku baca dan luluh lah kewajibanku.

Tapi mendadak datang suatu hari yang membuatku merasa begitu sombong sebagai seorang gadis kecil yang menganggap dirinya jauh lebih tahu dari pada teman-teman satu kelasnya. Yaitu, pas ketika aku menemukan materi mengenai tokoh Mahatma Gandhi di buku PPKn ku. Ya ampun, aku merasa shine banget hari itu. Saat guruku member pertanyaan, aku selalu antusias menjawab dan nrocos panjang lebar ke teman sebangkuku tentang Mahatma Gandhi. Seolah-olah aku mengenalnya teramat sangat. Konyol sekali. ^^
Dari kejadian itu, akhirnya aku menarik kesimpulan, kalau membaca memang mengandung manfaat yang luar biasa.

Kalian pernah nonton film Harry Potter? Kalau pernah, pasti kalian kenal dengan tokoh Hermione. Yups, gadis cantik yang otaknya encer pakek banget. Dalam film itu diceritakan, Hermione adalah gadis imut yang gemar sekali baca buku. Bahkan pada film ke tujuh seri A, diperlihatkan kalau Dumbledore (kepala sekolah mereka di hogwards) memberikan buku sebagai kenang-kenangan kepada Hermione. Tak lain dan tak bukan karena pasti hanya Hermione yang punya waktu khusus yang dia gunakan untuk membaca buku, dibandingkan dengan Harry dan Ron. Membaca seperti menjadi bagian dari rantai kehidupan gadis itu. berkat kegemaran membacanya, dia juga bisa membuat misi ketiga bocah itu terselesaikan dengan rapih. So, sampai sini pasti kalian sudah menangkap manfaat membaca bagi kehidupan kalian bukan? ;)

Beberapa hari yang lalu, aku nonton ulang film Narnia yang seri ketiga. Dan aku baru sadar, kalau di film itu ada bagian diaman Luci, salah satu tokoh utama di film Narnia, diculik oleh makhluk entah apa aku lupa, hanya karena di samping tempat Luci tidur tergeletak buku yang baru dia baca. Makhluk yang menculik Luci menganggap bahwa gadis itu berarti bisa membaca, dan Luci bermanfaat untuk menyelamatkan mereka. Bukankah kalau kita mengambil dari sudut pandang membaca, kejadian itu punya kesan luar biasa? Hanya orang yang mau membaca yang dibutuhkan J

Jadi, dari semua rentetan tulisanku itu, aku hanya ingin membuat diri sendiri dan kalian yang berkenan membaca blog-ku yakin, bahwa membaca adalah kegiatan yang bisa membuat kita berguna. Bagi diri sendiri atau orang lain. Baik itu sekarang, atau beberapa waktu mendatang.
Salah satu dosenku pernah berkata, membaca tidak harus dengan tenggelam pada sebuah buku. Karena disekitar kita banyak sekali kegiatan yang bisa kita baca. Yang artinya, membaca tanda-tanda yang bisa mengasak kepekaan kita kepada sesame. Apapun itu, intinya bacalah.

Karena bahkan wahyu peryama yang turun kepada Nabi Muhammad adalah Iqro’ yang artinya bacalah.
So, membaca? Kenapa tidak? :D
Ayok kawan, mulai sekarang banyak-banyak membaca. Baca buku buka dunia. ^^


And for the last, I just wanna say, Happy Reading! :D