Wednesday, May 6, 2020

#5 Niar 🌻


Pergelangan tangan Niar masih lebam setelah 2 hari yang lalu dia mengangkat piala terakhir, untuk setelahnya gantung raket. Tidak dipungkiri, memar itu memang membuat dia sulit membaca, itu sababnya tangan kanannya sengaja dia biarkan jauh menggantung nyaris menyentuh lantai, sementara yang kiri dia gunakan untuk membaca.
.
Ada jendela di kamar Niar yang terpasang lebih rendah dibanding jendela lain di rumah ini, yang juga bisa digunakan sebagai tempat duduk. Ini hasil request Niar karena dia paling suka duduk di dekat jendela.
.
Le Petit Prince -- novel karya Antoine de Saint-Exupéry, masih sibuk mengaduk kenangannya 14 tahun silam ketika kali pertama Ayahnya membelikan buku ini. Pengalaman berpetualang yang menakjubkan. Orang Dewasa tak pernah tahu betapa luar biasanya imajinasi anak-anak. Sialnya, Niar sekarang sudah dewasa!
.
Ada yang istimewa dengan duduk di pinggir jendela. Bukan hanya buku yang bisa Niar baca, tapi juga semesta. Dengan segala keagungan ciptaan-Nya.
.
Beberapa tahun ini Niar mulai aktif di beberapa kegiatan galang dana, mengunjungi panti, gerakan penyelamatan bumi, dan masih banyak lagi. Dan semua itu tak lain tak bukan hasil dari duduk di pinggir jendela.
.
Bukankah ilham ikut masuk lewat cahaya bisa masuk? Tentu saja, kaca jendela jawabannya. Niar merasa lebih berarti setelah semua rutinitas gilanya yang habis-habisan bertujuan untuk pengabdian.
.
Gadis bertubuh mungil ini memang tangkas dan cekatan. Yang paling penting sayang kepada kedua orang tua.
.
Ngomong-ngomong soal orang tua, sudah siap belum ya mereka? Niar menutup bukunya dan mengambil tas lalu bergegas keluar kamar. Sudah pukul setengah delapan pagi. Ini Minggu yang paling dia nanti. Sudah saatnya mereka lekas berangkat ke gereja.


No comments:

Post a Comment