Naskah ini telah saya ikut sertakan dalam lomba Sastra dan Seni FIB UGM 2017
Tardi
enggan untuk sekadar duduk di depan warung yang seolah berubah sekejap menjadi
seperti rumah makan. Walau dalam hati dia ikut mengucap syukur, pelanggan Soto
Sumur tidak sama enggan dengan dia, untuk naik ke lantai dua. Warung itu masih
tetap ramai orang-orang necis, seperti biasa. Sudah delapan bulan, hampir
seperti usia kandungan, Soto Sumur tutup dari kios di pasar —pindah ke depan rumah Udin, pemilik warung. Untung
tidak sampai gulung tikar.