Nurdin duduk di pelataran sembari mengisap rokok, ditemani suara pengajian yang sedari tadi dia dengarkan dari ponselnya.
.
Lelaki jangkung itu sesekali mengernyitkan dahi, ketika mendengar satu atau dua kalimat yang butuh didengar dengan konsentrasi tinggi.
Matanya yang bulat belok agar cekung dikelilingi lubang hitam lantaran nyaris tak tidur semalam.
"Minum dulu susunya. Duduk."
"Udah... Udah... Udah cukup. Jam dua harus ketemu narasumber penting."
"Jangan lupa salat..."
"Siap!!!"
.
Dira berlari sambil menenteng roti bakar dan tergesa-gesa memakai kalung tanda pengenal.
"Mas... Sarapannya sudah siap. Kamu makan dulu, aku mau cebokin sekalian mandiin Lina."
.
Tidak ada yang pernah tahu perasaan Tika, harus mengulur jarak nyaris 1.500 km dari keluarganya di Banjar.
.