Taraaaam... Amy kembali ^^
Selamat malam kawan-kawan. Selamat malam Januariku yang dingin dan basah. :D
Hmm bagaimanapun, hujan tetap saja berkah. Iya kan? Ada yang masih sering kesal sama hujan kah? Dulu saat masih kecil, aku selalu dapat nasihat, "jangan menyesali adanya hujan, karena hujan adalah ciptaan Allah."
Selamat malam kawan-kawan. Selamat malam Januariku yang dingin dan basah. :D
Hmm bagaimanapun, hujan tetap saja berkah. Iya kan? Ada yang masih sering kesal sama hujan kah? Dulu saat masih kecil, aku selalu dapat nasihat, "jangan menyesali adanya hujan, karena hujan adalah ciptaan Allah."
Bahkan orang tuaku sering menyanyikan lagu anak-anak kalau hujan turun. Kalau tidak salah begini liriknya.
Allah, turunkan hujan..
Dari gumpalan awan..
Dari langit yang tinggi..
Membasahi sluruh bumi..
Tanah jadi subur..
Blablabla
Dari gumpalan awan..
Dari langit yang tinggi..
Membasahi sluruh bumi..
Tanah jadi subur..
Blablabla
Maaf ya aku lupa ^^"
Waktu kecil sih sesimple itu nasihatnya, sekarang aku tahu, kalau hujan adalah rahmat. Salah satu doa yang dikabulkan Allah adalah doa yang dipanjatkan ketika turun hujan. Subhanallah sekali bukan? :)
Okay, kembali ke topik kita. Kali ini aku mau bicara soal takdir. Mungkin pengetahuanku mengenai takdir secuil ya kawan-kawan. Bisa jadi kalian yang lebih paham daripada aku. Tapi paling tidak aku berusaha menyampaikan pendapatku kepada kalian. Semoga bisa di ACC. Haha
Begini, tiba tiba aku berfikir saat meluncur pertanyaan dari seorang kawan, "kamu kenapa sih suka banget sama lukisan tapi nggak mau ngelukis? Atau masuk seni rupa gitu?"
Jawabanku adalah, "Andai saja bisa, aku mau."
Pasalnya, berkali-kali mencoba hasilnya tidak pernah memuaskan. Agaknya bakat babeh dan mbak tidak menurun kepadaku.
Jangankan melukis, bikin gambar pohon aja aneh banget bentuknya.
Pasalnya, berkali-kali mencoba hasilnya tidak pernah memuaskan. Agaknya bakat babeh dan mbak tidak menurun kepadaku.
Jangankan melukis, bikin gambar pohon aja aneh banget bentuknya.
Hmmm ..
Begitulah Tuhan membuat cerita, kalau saja semua bakat didapatkan secara turun temurun, tak ada orang yang benar" belajar. Toh sudah kentara anak pelukis misal, berarti dia pun akan jadi pelukis.
Lagi-lagi masalah takdir. Takdir itu datangnya dari usaha. Bukan dengan menunggu tiba" takdir ada. :)
Begitulah Tuhan membuat cerita, kalau saja semua bakat didapatkan secara turun temurun, tak ada orang yang benar" belajar. Toh sudah kentara anak pelukis misal, berarti dia pun akan jadi pelukis.
Lagi-lagi masalah takdir. Takdir itu datangnya dari usaha. Bukan dengan menunggu tiba" takdir ada. :)
Kenyataannya, aku lebih bisa menulis dari pada menggambar. Menulis pun aku dapatkan tidak serta merta sejak lahir. Melainkan melalui proses panjang dan jatuh bangun. Takdir datangnya memang dari diri kita sendiri.
Dalam Al Quran sudah jelas terdapat ayat yang artinya begini :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11
Berdasarkan ayat itu, sesuai pemahamanku berarti, takdir ada bergantung dari tekat dan usaha kita. Mau bagaimanapun lika likunya, kalau kita bertekad dan berusaha dengan niat semata-mata karena Allah, insyallah, takdir itu tercermin dari ikhtiar dan tawakal kita. Kita yang berusaha, Tuhan yang menentukan. Penentuan Tuhan datangnya dari usaha kita.
Kalaupun ada orang yang sudah berusaha tapi tetap saja diberikan kenikmatan yang sama tak berubah, kita ingat lagi. Janji Allah itu tepat. Hikmah selalu ada. Apa yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah.
Aku memiliki cita-cita menjadi pelukis. Aku berusaha keras untuk bisa melukis ternyata tetap bebal. Iri rasanya melihat mereka yang lihai mencorat coret kuas ke kanvas. Akhirnya, pelampiasanku adalah memandang lukisan lukisan itu dan mengimajinasikannya sendiri. Terkadang dari lukisan itu, muncul inspirasi untuk tulisanku. Nah, itulah hikmah. Dari lukisan aku bisa menciptakan karya dalam bentuk berbeda.
Begitulah kawan. Tidak ada orang yang ditakdirkan bodoh, pintar, miskin, kaya. Pada diri kita tersimpan misteri yang harus kita pecahkan. Dan lagi-lagi aku ingatkan, janji Allah adalah tepat. Percayalah. :)
Bisa saja miskin harta, tapi kaya akan iman. Bisa saja bodoh di matematika dan fisika, tapi cerdas dikesenian. Who knows?
Itulah, kenapa kita tidak boleh lantas berkecil hati. Kita wajib terus berusaha dan mencoba. RencanaNya adalah indah.
Bisa saja miskin harta, tapi kaya akan iman. Bisa saja bodoh di matematika dan fisika, tapi cerdas dikesenian. Who knows?
Itulah, kenapa kita tidak boleh lantas berkecil hati. Kita wajib terus berusaha dan mencoba. RencanaNya adalah indah.
So, lukisan? Aku mau belajar melukis walau lebih nyaman berdiri di pihak penikmatnya saja ^^
Than? Masih mau terus menunggu kata takdir? Basi. Do it! Kamu akan tetap jadi kamu kalau hanya duduk berpangku tangan. Tapi kamu bisa memasak masakan enak kalau kamu mau bergerak.
See?
Hal remeh temeh tapi itu bagian dari takdir dan usaha kita. ;)
Takdir itu dijemput. Bukan ditunggu.
Bahkan sebuah sapu bisa bergerak hanya bila kita menggerakkanya. ^^
Than? Masih mau terus menunggu kata takdir? Basi. Do it! Kamu akan tetap jadi kamu kalau hanya duduk berpangku tangan. Tapi kamu bisa memasak masakan enak kalau kamu mau bergerak.
See?
Hal remeh temeh tapi itu bagian dari takdir dan usaha kita. ;)
Takdir itu dijemput. Bukan ditunggu.
Bahkan sebuah sapu bisa bergerak hanya bila kita menggerakkanya. ^^
Sekian, selamat istirahat semuaaaa...
Love you cause Allah. ^^
Love you cause Allah. ^^
subhanallah :')
ReplyDeleteMakasih apresiasinya ^^
ReplyDelete