Wahai
dunia..
Anak yang
tengah kudekap dalam pelukanku ini adalah anakku.
Anak ini
memang anakku dan akan tetap menjadi anakku.
Dia tercipta
karena adanya rasa cinta, antara aku dan dia.
Cinta yang
telah menabur benih dan kini telah berkembang.
Ayahanda
yang aku cinta..
Sama halnya
yang aku katakan pada dunia dan seluruh isinya.
Anak ini
memang anakku dan akan tetap menjadi anakku.
Anak yang
sejak janin telah kunanti kehadirannya.
Anak yang
saat pertama lahir sudah kumanja-manja dan kutimang mesra.
Anak yang
menjadi saksi cinta antara aku dan dirinya.
Maka,
cintailah dia sebagaimana kau taburkan cintamu padaku, ayahanda.
Ibundaku
tersayang.
Kini aku
juga telah menjadi bunda.
Aku sudah bisa
rasakan kasih sayang berlebih, yang sampai saat ini juga kau rasakan, tatkala
kau pandang wajahku.
Bayi mungil
yang ada di gendonganku ini sudah begitu lama kunantikan kehadirannya.
Dan sudah
kumandikan ia dengan cinta dan kasih sayang yang tak terhingga jumlahnya.
Bayi yang
sudah sekian lama menjadikan rahimku sebagai tempat tinggalnya.
Aku
menyayanginya, dan kuyakin kau mampu rasakan apa yang aku rasakan saat ini,
ibunda.
Anakku tercinta.
Aku adalah
ibumu dan laki-laki yang sudah ibu cintai sebelum kau ada adalah ayahmu..
Kau tercipta
dari diriku dan dirinya.
Dan
laki-laki itu adalah orang yang telah merenggut rasa cinta ibu sebagaimana
menstinya.
Meski kini,
dia telah tiada, karena virus yang menjangkit di DNA nya.
Juga telah
ia tinggalkan virus itu kepada kita berdua.
Tapi dia
tetap orang yang ibu cinta, dan yang akan kau cinta, nak.
Anakku yang kusayang,
kau tetap anak yang aku sayang.
Dan anak
yang akan tetap ibu jaga sampai kelak ibu menutup mata.
Sabarlah
nak.
Ibu yakin
kau akan jadi anak yang berguna untuk bangsa dan negara,
Dengan
penyakit apapun yang kini tengah kau derita.
No comments:
Post a Comment